Belum lama ini saya membaca berita di Detik foto yang menyajikan beberapa warga di Jakarta yang melakukan aktivitas pengumpulan bunga kamboja. Bunga yang khas dengan kuburan ini memang realtif terlupakan karena selama ini dikenal orang sebagai tanaman yang biasa tumbuh di areal perkebunan saja.
Soal pohon kamboja ini, ingatan saya terbang mengenang kondisi rumah waktu masih kecil. Rumah di daerah Purwokerto Kidul, waktu itu dihiasi dengan sebatang tanaman kamboja yang tumbuh di halaman depan. Memang tidak banyak orang yang menanam tumbuhan ini karena mungkin terkesan memberi suasana angker. Namun saat itu bagi kami biasa saja. Bahkan kami sering bermain di pohon itu. Sekedar naik sampai batang tertinggi yang masih dinaiki. Bermain membuat kipas dari daun kamboja ini. Membuat rangkaian kalung dari bunga yang mekar. Salah satu acara bermain yang menarik adalah mencari jumlah kelopak bunga yang unik. Untuk diketahui jumlah kelopak bunga kamboja selalu lima. Namun kadang kami menemukan yang lain seperti empat atau enam. Kalau tidak dapat menemukan juga, seringkali menipu teman dengan membuang satu kelopak atau menambahkan kelopak palsu dalam kuntum bunga ini. Bunga dengan kelopak unik ini biasanya disimpan dalam lipatan buku sampai kering. Saat itu sama sekali tidak tahu tentang pemanfaatan bunga kamboja untuk hal yang berguna.
Bunga kamboja terdiri dari banyak jenis. Bunga yang sering tumbuh di kuburan adalah jenis Plumeria Acuminate. Tanaman ini dapat tumbuh tinggi sampai empat meter dengan batang yang keras. Sosol batang akan banyak mengalami percabangan. Bunga yang keluar berwarna putih dengan semburat kuning di bagian tengahnya.
Seperti yang saya baca di Detik tadi, beberapa warga Jakarta ada yang mengumpulkan bunga kamboja ini untuk dijual sebagai campuran obat nyamuk bakar. Mereka mengumpulkan bunga ini dari komplek kuburan atau dari taman kota maupun pohon liar yang yang tumbuh di beberapa kawasan di Jakarta.
Bunga yang sudah dikumpul selanjutnya dikeringkan dengan jalan penjemuran di bawah sinar matahari. Bunga yang sudah kering dikemas dan dikumpulkan untuk kemudian disetorkan ke pengepul yang datang secara periodik. Harga bunga kamboja basah akan dihargai sebesar Rp 3.000/kg, sedangkan bunga yang sudah kering dihargai Rp 15.000/kg.
Jika musim kering, pengumpul lebih senang menjual bunga kamboja kering karena dapat memperoleh uang lebih banyak. Proses pengeringan sangat mudah karena bunga cukup dijemur di atas anyaman bambu dan diletakkan di halaman supaya terkena sinar matahari. Dalam waktu tiga-empat hari biasanya bunga kamboja akan cepat kering.
Bunga kamboja digunakan sebagai campuran obat nyamuk bakar. Hal ini dimungkinkan karena kandungan minyak atsiri yang terkandung di dalamnya yang memiliki sifat anti serangga. Selain itu bunga ini kalau terbakar juga memiliki aroma tertentu. Dengan demikian bahan ini bisa lebih berguna karena lebih ramah lingkungan.
Ternyata banyak juga bahan di sekitar kita yang bisa menghasilkan pendapatan baru seperti halnya bunga kamboja ini. Tadinya dikira berupa barang tak berguna, tetapi dengan sedikit pengetahuan ternyata bisa memberikan peluang untuk menambah pendapatan.
Tanaman ini sampai sekarang belum ada yang melakukan budidaya secara khusus di lahan kebun. Padahal cara penanaman dan perawatan sangat mudah. Kamboja dapat ditanam dengan setek batang ataupun langsung memotong batang dan dapat segera tumbuh. Perawatan juga tidak memerlukan penanganan secara khusus, yang penting memperoleh air secara cukup. Apabila ditanam saat musim hujan lebih menguntungkan lagi. Tanaman ini juga dapat tumbuh di berbagai lahan tanah bahkan yang sedikit berpasir pun masih tahan.
Bunga kamboja terdiri dari banyak jenis. Bunga yang sering tumbuh di kuburan adalah jenis Plumeria Acuminate. Tanaman ini dapat tumbuh tinggi sampai empat meter dengan batang yang keras. Sosol batang akan banyak mengalami percabangan. Bunga yang keluar berwarna putih dengan semburat kuning di bagian tengahnya.
Seperti yang saya baca di Detik tadi, beberapa warga Jakarta ada yang mengumpulkan bunga kamboja ini untuk dijual sebagai campuran obat nyamuk bakar. Mereka mengumpulkan bunga ini dari komplek kuburan atau dari taman kota maupun pohon liar yang yang tumbuh di beberapa kawasan di Jakarta.
Bunga yang sudah dikumpul selanjutnya dikeringkan dengan jalan penjemuran di bawah sinar matahari. Bunga yang sudah kering dikemas dan dikumpulkan untuk kemudian disetorkan ke pengepul yang datang secara periodik. Harga bunga kamboja basah akan dihargai sebesar Rp 3.000/kg, sedangkan bunga yang sudah kering dihargai Rp 15.000/kg.
Jika musim kering, pengumpul lebih senang menjual bunga kamboja kering karena dapat memperoleh uang lebih banyak. Proses pengeringan sangat mudah karena bunga cukup dijemur di atas anyaman bambu dan diletakkan di halaman supaya terkena sinar matahari. Dalam waktu tiga-empat hari biasanya bunga kamboja akan cepat kering.
Bunga kamboja digunakan sebagai campuran obat nyamuk bakar. Hal ini dimungkinkan karena kandungan minyak atsiri yang terkandung di dalamnya yang memiliki sifat anti serangga. Selain itu bunga ini kalau terbakar juga memiliki aroma tertentu. Dengan demikian bahan ini bisa lebih berguna karena lebih ramah lingkungan.
Ternyata banyak juga bahan di sekitar kita yang bisa menghasilkan pendapatan baru seperti halnya bunga kamboja ini. Tadinya dikira berupa barang tak berguna, tetapi dengan sedikit pengetahuan ternyata bisa memberikan peluang untuk menambah pendapatan.
Tanaman ini sampai sekarang belum ada yang melakukan budidaya secara khusus di lahan kebun. Padahal cara penanaman dan perawatan sangat mudah. Kamboja dapat ditanam dengan setek batang ataupun langsung memotong batang dan dapat segera tumbuh. Perawatan juga tidak memerlukan penanganan secara khusus, yang penting memperoleh air secara cukup. Apabila ditanam saat musim hujan lebih menguntungkan lagi. Tanaman ini juga dapat tumbuh di berbagai lahan tanah bahkan yang sedikit berpasir pun masih tahan.
0 komentar:
Posting Komentar